Rabu, 22 Juli 2009

Tekad Menyelamatkan Perusahaan

Dalam menghadapi krisis global, sembilan ratus lebih karyawan telah bertekad menyelamatkan perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan rela menerima permintaan pihak perusahaan agar kenaikan gaji tahun ini ditunda. Tujuan bersama agar perusahaan tetap eksis, mereka tetap menerima penghasilan.
Suatu pemahaman dan tindakan anak bangsa yang patut dihargai karena didalam diri mereka sudah melekat dan mendarah daging semua makna yang tertuang dalam dasar negara kita Pancasila. Tidak hanya menjadi slogan tapi dilaksanakan bagai air mengalir menuju muara.
Warisan leluhur yang masih ada dihati warga negara ini, berkat agama, nilai budaya, latar belakang pendidikan dan kehidupan sehari hari yang sangat baik, walau sebahagian besar sudah mulai terkikis oleh kebudayaan luar yang kenyataan jauh lebih buruk, tapi dianggap lebih baik.
Di pihak lain, sebagai pengusaha perlu dipertanyakan tekad penyelamatan perusahaannya. Sebagai anak bangsa kebanyakan dari mereka sejak kecil tidak hidup dalam alam budaya kita. Pendidikan mereka pun diluar negeri, yang jauh bahkan tidak ada pelajaran agama, pelajaran budaya asli Indonesia dan budi pekerti. Atau pemilik perusahaan benar-benar orang asing yang datang semata mata hanya untuk mencari keuntungan.
Sehingga tekad penyelamatan perusahaan dari karyawan, hanya bisa berharap secara sepihak. Untuk kenyataannya mari kita lihat arti "kenaikan gaji ditunda" menurut Pengusaha pada tahun depan.

Minggu, 16 November 2008

Selamatkan cadangan Batubara

Dengan menipisnya cadangan BBM di negeri kita, hampir seluruh pengguna energi beralih ke batubara.

Entah bagaimana negara ini mengamankan sumber daya alam, hampir semua cadangan batubara yang seharusnya dikuasai oleh negara, dikuasai oleh pengusaha asing, oleh pengusaha nasional, oleh organisasi sebagai topeng untuk menutupi penguasaan lahan oleh perorangan, kelompok.

Arahnya sama dengan penguasaan hutan yang hasilnya kita lihat sekarang bagaimana rusaknya hutan kita dan perlu puluhan sampai ratusan tahun untuk memulihkan
Pohon bisa tumbuh kalau berniat dan ada dana untuk menanam.

Tapi Batubara tidak bisa diperbaharui. Kalau habis ya melarat bangsa ini akan sumber energi.

Batubara yang tersimpan diperut bumi bisa di eksplotasi oleh rakyat biasa, tidak ada teknologi tinggi diperlukan mengolah Batubara, tinggal menggali langsung kirim ke pemakai. Berbeda jauh dengan BBM yang memerlukan teknologi dan peralatan khusus.
Pertanyaan besar : mengapa harus diserahkan ke pengusaha swasta, ke perusahaan asing ?.

Melalui blog ini saya berharap semua elemen bangsa dan yang berwenang memahami kondisi cadangan Batubara kita yang perlu diselamatkan, kita berharap tidak perlu penguasaan diberikan ke pengusaha swasta nasional atau swasta yang arahnya mengeruk keuntungan sebesar besarnya. Segera kuasai oleh negara, landasan hukumnya ada pada Undang Undang Dasar kita.

Kamis, 13 November 2008

Cerita keberuntungan warga Pangalengan

Tanggal 9 November 2008 lalu saya berkesempatan memenuhi ajakan teman-teman di Bandung untuk ber-rekreasi ke lokasi wisata Cibolang Pangalengan. Tempat yang indah untuk para wisatawan berenang atau berendam air panas sambil menikmati alam pergunungan.

Ada beberapa hal yang menarik selain pemandangan yang indah yang bisa dilihat selama perjalanan menuju kesana, karena ada perkebunan teh, perkebunan sayur yang terlihat asri, rapi dan tentu saja indah.

Hal yang menarik ingin disampaikan adalah yang berkaitan dengan kehidupan warga Pangalengan yang beruntung dibandingkan warga Indonesia di lokasi berbeda.

Lokasi tempat tersebut jauh dari kota Bandung, berada diketinggian arah selatan. Walau kendaraan harus mendaki, jalan sudah beraspal. Dikiri kanan jalan kota Pangalengan banyak tempat usaha, rumah penduduk relatif bagus, aktifitas pasar ramai, kendaraan mobil atau milik warga banyak keluaran baru. Yang muncul dibenak saya, rakyat disini relatif berkecukupan atau mampu.
Belum sempat berpikir kenapa ini bisa terjadi, dari kejauhan terlihat bangunan bertulisan besar KPBS, suatu bangunan milik koperasi peternak susu. Di jalan bertemu mobil pengumpul susu, menurut kawan saya susu tersebut dikumpulkan dan nantinya akan dibeli oleh perusahaan susu skala besar seperti Ultra Jaya, Indomilk mungkin Susu Bendera atau yang lain.
Mungkin disana juga ada koperasi hasil pertanian, karena penduduk telah menggunakan ajaran Proklamator Drs. Moh Hatta mencapai sejahtera. Rupanya koperasi masih bermanfaat mengangkat kehidupan rakyat, yang selama ini mungkin sudah tidak dianggap sebagai sarana untuk memajukan bangsa. Kita lebih banyak memperhatikan, memberi perlakuan dominan kepada perusahaan milik konglomerat yang rasa kebangsaan dipertanyakan.
Warga Pangalengan sangat beruntung memiliki tempat yang subur, memiliki tempat yang indah untuk rekreasi, memiliki pembangkit listrik panas bumi dan PLTA. Andaikan daerah ini terisolasi atau ada rersesi global mungkin mereka akan tetap makmur dengan sumber daya alam yang kaya.
Mungkin ini gambaran samar samar "bangsa yang berdikari" atau kehidupan sosok "Marhaen" menurut Proklamator Ir. Soekarno atau sebagian kecil gambaran bangsa Indonesia yang ada di alam pikiran Prabowo Subianto yang kita sering lihat di iklan TV.
Yang pasti alam Indonesia itu indah, kaya akan sumber daya alam, leluhur kita memiliki budaya yang baik, berbudi pekerti, Pancasila tidak perlu disangsikan sebagai dasar negara. Tolong renungkan apa cara-cara sekarang yang kita jalani dalam hidup berbangsa sudah baik dan betul dalam membangun bangsa.

Jumat, 24 Oktober 2008

Ayo bangkit BUMN

Ada hal yang menarik perlu disampaikan untuk membangun bangsa, agar bangkitnya BUMN

Sabtu, 16 Agustus 2008

Dirgahayu Republik Indonesia 63 Tahun

Tepat jam sepuluh pagi hari ini 17 Agustus 2008 negara kita yang tercinta genap berusia 63 tahun. Usia yang cukup membangun bangsa ini bila berjalan dan dijalani oleh orang- yang sesuai

Rabu, 13 Agustus 2008

Masalah Perburuhan yang harus segera kita selesaikan

Kalau kita ingin ada ketenangan kerja dan ketentraman usaha di Indonesia, antara lain ada masalah perburuhan yang harus segera kita selesaikan. (Materi ini saya kutip dari buku terbaru terbitan PB. GASBIINDO berjudul “ Agus Sudono dalam Kancah Politik “ ) mudah mudahan menjadi masukan untuk menyelesaikan masalah perburuhan yang masih saja berkepanjangan walau beberapa hari lagi negara kita akan berusia 63 tahun, dirgayahu Republik Indonesia, yaitu:

1. Masalah buruh kontrak. Masalah ini hendaknya pemerintah tegas, yaitu buruh kontrak hanya diperbolehkan di perusahaan‑perusahaan yang sifatnya sementara (tidak permanen). Karena menurut Undang‑undang Ketenagakerjaan RI No. 13 Tahun 2003, buruh setelah diterima bekerja di suatu perusahaan, menjalani masa percobaan hanya 3 bulan, setelah itu menjadi buruh tetap. Apabila sistem buruh kontrak ini dibenarkan di perusahaan-perusahaan permanen seperti hotel, pabrik, bank, dan lain‑lain maka para buruh tersebut tidak mempunyal jaminan sosial kalau diberhentikan dari pekerjaannya. Jangankan memenuhi kebutuhan pokoknya (cukup makan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan pendidikan), buruh kontrak itu punya rumah saja tidak mungkin karena bank‑bank tidak mau menjamin dan meminjami uang untuk membeli rumah kepada mereka. Jadi, punya rumah saja tidak bisa, lalu kebutuhan lainnya bagaimana? Nasib isteri dan anak‑anaknya bagaimana? Kalau sistem buruh kontrak ini dteruskan maka sama saja dengan sistem perbudakan terselubung.
Memang buruh kontrak di perusahaan‑perusahaan yang tidak permanen (seperti proyek jembatan, proyek pernbangunan perumahan) itu dibolehkan oleh undang‑undang peninggalan Belanda dulu.

2. Sampai sekarang UU No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI mengenai Penyelesaian Perselisihan Perburuhan belum diganti dengan yang baru, akibatnya sering terjadi protes, permogokan, dan lain‑lain.
Kalau hal ini berjalan terus maka akibatnya pengusaha asing takut masuk ke Indonesia, oleh sebab itu undang‑undang ini perlu segera diganti dengan undang‑undang yang baru, yang labih adil dan benar, baik untuk kaum buruh maupun bagi para pengusaha. Saya sangat khawatir apabila kedua undang-undang ( UU tentang Buruh Kontrak dan UU tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan ) itu tidak segera diselesaikan secara tuntas, maka gejolak perburuhan akan terus ada dan dapat menimbulkan gejolak dan kerawanan sosial. Akibatnya dapat menimbulkan berkurangnya pertumbuhan ekonomi, bertambahya kemiskinan dan pengangguran.

3. Setiap negara mempunyai hubungan perburuhan/ hubungan industrial yang khas sesuai dengan karakter dan budaya bangsa tersebut. Di Indonesia pada tahun 1974 telah dihasilkan hubungan perburuhan yang cocok. dengan kepribadian dan budaya bangsa Indonesia yaitu Hubungan Perburuhan Pancasila. Ini adalah hasil seminar selama satu minggu yang dihadiri oleh wakil pemerintah dan wakil buruh, serta wakil cendikiawan dari l0 universitas terbaik di Indonesia. Seminar tersebut dibuka oleh Presiden RI. Sayang, pelaksanaannya masih sangat minim dan point‑point dalam Hubungan Industrial Pancasila tidak dijabarkan dalam perundangan yang konkrit. Akibatnya pelaksanaan hubungan perburuhan di Indonesia masih seperti sekarang ini, selalu mengalami gejolak.

4. Untuk mengatasi masalah pengangguran yang jumlahnya tiap tahun makin membesar, di mana sekarang penganggur penuh sudah l0 juta orang dan setengah menganggur (orang yang bekerja seminggu kurang dari 35 jam) sudah mencapai angka lebih kurang 40 juta orang. Untuk mengatasi masalah tersebut, seluruh bangsa ini, baik itu unsur pemerintah, unsur pengusaha, unsur buruh maupun masyarakat pada umumnya dituntut untuk memperhatikannya secara serius, sebab kalau tidak, akan dapat merupakan ancaman bagi stabilitas sosial di Indonesia.
Untuk itu diperlukan adanya perencanaan kebijakan ketenagakerjaan nasional ( National Manpower Planning Policy ) dan perencanaan kebijakan ketenagakerjaan secara regional ( Regional Manpower Planning Policy ). Ini diperlukan kerjasama, sinkronisasi dan koordinasi antar seluruh departemen, khususnya perencanaan dari departemen yang menghasilkan kesempatan kerja dan departemen yang menghasilkan tenaga kerja.

Kalau di tiap Kabupaten/Kotamadya sudah ada Regional Manpower Planning Policy yang terperinci dan baik, maka selanjutnya ditingkatkan ke atas menjadi bahan penyusunan National Manpower Planning Policy.

Dalam memperingati hari Kebangkitan Nasional yang ke‑l00 tahun, saya ingin mengajak seluruh bangsa Indonesia, marilah kita tetap menjaga kekompakan, persatuan, dan kesatuan nasional.

Saya yakin bangsa Indonesia dapat menghadapi tantangan dan mengatasi segala macam krisis apabila seluruh pemimpin mempunyai sifat kenegarawanan, dari yang paling atas sampai yang paling bawah, jujur, adil, sederhana, dan menjadi suri teladan serta memikirkan dan berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutarna terpenuhi 6 (enam) kebutuhan pokok (makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja) demi kesejahateraan seluruh rakyat Indonesia.

PB. GASBIINDO
Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 15 Jakarta Selatan
Telp. 021-8290289
www.gasbiindo.org

Selasa, 12 Agustus 2008

Pegawai Negeri tolong bantu kami dengan data dan senyuman

Kalau ada yang menawarkan untuk kerja keluar negeri, pasti kecurigaan, ketakutan, dan pikiran buruk menghantui. Padahal dalam zaman yang sudah globalisasi kerja keluar negeri merupakan alternatif untuk memberi kesempatan kerja bagi anak anak bangsa.
Dengan tujuan berbagi pengetahuan kepada calon angkatan kerja, saya atas dukungan Ketua STT Yuppentek yang memang berjuang dalam bidang pendidikan bermaksud mengadakan sosialisasi prosedur dan mekanisme kerja ke luar negeri.
Disnaker Tenaga kerja Kabupaten dan Kota Tangerang mendukung rencana ini. Terima kasih pak atas dukungannya. Cuma kalau boleh jujur, saya angkat topi dan berterima kasih untuk Disnaker Kabupaten Tangerang. Disana sudah ada dan berjalan Sosialisasi ini ke tingkat kecamatan dan beberapa sekolah. Saya tinggal bergabung karena disana ada program dan anggarannya. Terima kasih Pak Ali Mustaf, Pak Ronny dan Pak Dayat.
Ada keinginan untuk meberikan sosilisasi ke SMK, SMA, MAN, MAS yang ada di Kabupaten dan Kota Tangerang. Rupanya gayung tidak bersambut.
Di Kantor Departemen Agama Kabupaten saya mendapatkan nama dan alamat MAN dan MAS walau awalnya sinis dan muncul ego yang seharusnya tidak dimiliki pegawai negeri yang hidupnya bekerja untuk mengabdi kepada Negara dalam melayani rakyat.
Yang sangat tidak masuk akal sehat di Dinas P dan K Kabupaten Tangerang, kecurigaan dan watak yang tidak seharusnya tidak dimiliki pegawai negeri saya dapati. Hanya untuk mendapatkan nama dan alamat sekolah SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Tangerang tidak saya peroleh dengan alasan tidak ada surat permohonan resmi ke Kepala Dinas dengan nada keras. Padahal lembaga ini ada dalam Negara Republik Indonesia yang beberapa hari lagi berusia 63 tahun. Data yang saya minta bukan data rahasia, komsumsi umum yang seharusnya mudah diperoleh dan kewajiban bagi Negara untuk mensosialisasikan kepada rakyat, saya membayangkan bagaimana sulitnya orang tua mencari tempat sekolah bagi anak nya. Kalau memang tidak punya Website buatlah papan tulis kemudian dipampang untuk dapat menyampaikan data yang merupakan hasil kerja pegawai untuk kebutuhan masyarakat. Di tempat lain kita bisa melihat aneka macam data termasuk alamat sekolah depan kantor Dinas P dan K bahkan ada di Internet. Halo bapak Bupati, wakil nya tukang insinyur, walau di film (lain dengan saya insinyur beneran) harusnya beliau diberi tugas agar lembaga negara dekat dengan rakyat, pegawai bukan bermental pejabat, bekerja untuk melayani bukan dilayani dan usakan lembaga kita tidak Gaptek,
Itulah kritik saya hari ini mudah mudahan menjadi sumbangan untuk kemajuan bangsa khususnya di Tangerang.